Kamis, 20 Desember 2012

Problematika dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar

Problematika dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar

A.    Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Namun dalam mengajarkan pelajaran tersebut sering kali guru menemui berbagai masalah yang berkaitan dengan empat aspek pada pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis. Beberapa masalah tersebut diantaranya adalah siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif). Selain itu tidak ada niat dalam diri  siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik. Siswa juga kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah tantang bagaimana problematika dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar?
C.     Pembahasan
Problematika atau permasalahan yang ada pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar itu ada berbagai macam,diantaranya adalah Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), tidak ada niat dalam diri  siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, tidak ada gairah dan keseriusan pada diri siswa. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam dan tidak ada yang menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain itu problematika atau permasalahan yang ada dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan. Kemudian Siswa juga kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah untuk melakukan komunikasi dengan teman dan juga guru. Sementara dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah.
Untuk mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat atau tidak berminat saat pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif, meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam atau menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan maupu tentang pengetahuan lainnya. Selain itu untuk meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat atau tahap berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya (abstrak).
Hal lain yang dapat mendorong anak aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam artian harmonis dan penuh rasa kekeluargaan sehingga anak akan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Tidak ada rasa takut dan tegang terhadap guru, untuk itu guru perlu bersikap ramah dan bijaksana. Jangan menjadi guru yang otoriter dan merasa paling benar sehingga tidak mau dikritik. Selain itu guru juga harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa agar siswa turut aktif dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan ketrampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan misalnya diberi kesempatan bertanya, sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah terbentuk dengan bagus maka seorang guru tinggal membimbing dan membina kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya ketrampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia miliki, terkadang juga ada seseorang yang bingung dengan apa yang harus ia ungkapkan dan ia bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu untuk meningkatkan ketrampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperlas wawasannya sehingga siswa mampu berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih siswa untuk mengemukakan pendapatntya secara lisan.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki oleh siswa. Kebiasaan siswa dalam menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa ke dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada saat pembelajaran. Siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu, untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, sebaiknya siswa benyak mendengarkan berita dan pidato berbahasa Indonesia telinga anak akan terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa Indonesia. Selain itu guru juga harus menegur anak yang melakukan kesalahan dalam berbahasa Indonesia, sebab jika tidak ditegur maka siswa akan terbiasa dengan kesalahan tersebut dan ia tidak akan menyadari bahwa apa yang ia ucapkan itu kurang tepat dalam Bahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti diksi, lafal, intonasi dan lain-lain. Kesalahan bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar, paragraf dan lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa masih kecil dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi kebiasaan yang baik hingga anak dewasa. Jangan sampai guru membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru perlu mengingatkan siswa dan menyuruhnya memperbaikinya.
D.    Penutup
1.      Simpulan
Problemetika dalam Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar diantaranya siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), tidak ada niat dalam diri  siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia , tidak ada gairah dan keseriusan pada diri siswa. Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan. Siswa juga kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah untuk melakukan komunikasi dengan teman dan juga guru. Sementara dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain.
2.      Saran
Dengan penulisan paper ini diharapkan guru dapat mengetahui berbagai problematika yang ada dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar dan cara mengatasinya. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.






Daftar Pustaka
papantulisku.com/2010/05/permasalahan-proses-belajar-mengajar.html