Problematika
dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Namun
dalam mengajarkan pelajaran tersebut sering kali guru menemui berbagai masalah
yang berkaitan dengan empat aspek pada pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu aspek
mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis. Beberapa
masalah tersebut diantaranya adalah siswa
tidak bersemangat atau tidak berminat dalam mengikuti
pelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif). Selain itu tidak ada niat dalam diri siswa untuk mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik. Siswa
juga kurang terampil dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis
dapat merumuskan masalah tantang bagaimana problematika dalam Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar?
C.
Pembahasan
Problematika atau permasalahan yang ada pada
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar itu ada berbagai
macam,diantaranya adalah Siswa tidak bersemangat
atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak
aktif), tidak ada niat dalam diri siswa untuk mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia, tidak ada gairah dan keseriusan pada diri siswa. Jika guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam dan tidak
ada yang menjawab atau merespon pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Selain itu problematika atau permasalahan yang ada
dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Keterampilan
berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat,
ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan. Kemudian Siswa juga kurang terampil dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari. Khususnya saat
pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa
daerah untuk melakukan komunikasi dengan teman dan juga guru.
Sementara dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang
tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum
lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa
daerah.
Untuk
mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat atau tidak berminat saat
pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru
harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi
sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. Jika benar itu penyebabnya,
maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan
tersebut. Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik,
membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih
aktif, meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan
pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung
hal tersebut guru perlu memperdalam atau menambah pengetahuannya dan memperluas
wawasannya baik tentang profesi keguruan maupu tentang pengetahuan lainnya. Selain itu untuk meningkatkan minat dan
semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam
pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat
atau tahap berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit, terlebih bagi
siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya
(abstrak).
Hal lain yang
dapat mendorong anak aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam artian harmonis dan penuh rasa
kekeluargaan sehingga
anak akan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Tidak ada rasa takut dan
tegang terhadap guru,
untuk itu guru
perlu bersikap ramah dan bijaksana. Jangan menjadi guru yang otoriter dan merasa paling benar
sehingga tidak mau dikritik. Selain itu guru juga harus menciptakan komunikasi
tiga arah yaitu guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa
agar siswa turut aktif dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan ketrampilan
berbicara, siswa perlu
diberi banyak latihan misalnya diberi kesempatan bertanya, sering disuruh maju ke depan kelas
untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental
siswa sudah terbentuk dengan bagus maka seorang guru tinggal membimbing dan
membina kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya
ketrampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia
miliki, terkadang juga ada seseorang yang bingung dengan apa yang harus ia ungkapkan
dan ia bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena
itu untuk meningkatkan ketrampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan
dan memperlas wawasannya sehingga siswa mampu berbicara dengan baik. Kegiatan
pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih siswa untuk
mengemukakan pendapatntya secara lisan.
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia
yang dimiliki oleh siswa. Kebiasaan siswa dalam menggunakan bahasa daerah dalam
kehidupan sehari-hari masih terbawa ke dalam proses pembelajaran. Untuk
mengatasi hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar pada saat pembelajaran. Siswa harus lebih banyak membuka
kamus Bahasa Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat
menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu, untuk melatih kemampuan siswa
dalam berbahasa Indonesia,
sebaiknya siswa
benyak mendengarkan
berita dan pidato
berbahasa Indonesia telinga anak akan terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat
dalam Bahasa Indonesia. Selain itu guru juga harus menegur anak yang melakukan
kesalahan dalam berbahasa Indonesia, sebab jika tidak ditegur maka siswa akan
terbiasa dengan kesalahan tersebut dan ia tidak akan menyadari bahwa apa yang
ia ucapkan itu kurang tepat dalam Bahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu
memiliki pengetahuan tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
seperti diksi, lafal, intonasi dan lain-lain. Kesalahan bahasa tulis seperti
penggunaan tanda baca, huruf besar, paragraf dan lain-lain disebabkan karena
siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa
masih kecil dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang
sesuai Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi kebiasaan yang baik
hingga anak dewasa. Jangan sampai guru membiarkan saja siswa yang melakukan
kesalahan dalam bahasa tulis, guru perlu mengingatkan siswa dan menyuruhnya
memperbaikinya.
D. Penutup
1. Simpulan
Problemetika
dalam Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar diantaranya siswa tidak bersemangat atau
tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), tidak ada niat dalam diri siswa untuk mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia , tidak ada gairah dan keseriusan pada diri siswa. Keterampilan berbicara
siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan
pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan. Siswa juga kurang terampil dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari. Khususnya saat
pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa
daerah untuk melakukan komunikasi dengan teman dan juga guru.
Sementara dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang
tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain.
2. Saran
Dengan
penulisan paper ini diharapkan guru dapat mengetahui berbagai problematika yang
ada dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar dan cara mengatasinya. Sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Daftar Pustaka
papantulisku.com/2010/05/permasalahan-proses-belajar-mengajar.html
Tulisan yang menarik
BalasHapus(y)
BalasHapusLucky Club: The Ultimate Guide to Casino Site Review
BalasHapusHow to Play Lucky Club · Deposit and Withdrawal · Deposit options and games · luckyclub.live Withdrawal limits · More Ways to Play. · How to Claim Online Bonus. · FAQ. · How to claim